Selasa, 22 September 2009

AGENDA YAHUDI DIBALIK KAMPANYE WAHABI

“Tidaklah beriman salah seorang dari kamu

sebelum aku lebih dia cintai melebihi (cintanya) kepada orangtuanya, anaknya, dan manusia keseluruhan” (HR. Bukhori)

Banyak riwayat menceritakan berbagai macam ekspresi cinta para sahabat kepada Rasulullah saw. Ada kisah sahabat yang gelisah bila sehari tidak melihat wajah beliau yang mulia; ada juga kisah beberapa sahabat yang rela tubuhnya menjadi tameng hidup beliau saat perang Uhud; ada kisah para sahabat yang berebut untuk mendapatkan sesuatu yang melekat dan keluar dari tubuh beliau: ludah beliau, rambut beliau yang rontok, bahkan hingga air seni beliau; ada juga kisah sahabat Abu Bakar yang rela menahan sakit berjam-jam akibat digigit ular karena takut membangunkan beliau yang tidur dipankuannya; ada kisah Sayidina Ali yang rela menggantikan Rasulullah saw tidur di pembaringannnya padahal malam itu rumah beliau sedang dikpung oleh pemuda-pemuda Quraisy yang berniat membunuh beliau; serta masih banyak kisah-kisah para sahabat yang mengagumkan lainnya, yang menunjukkan ekspresi cinta mereka kepada kekasih, junjungan, dan penuntun mereka.

Karena itu, faktor utama keberhasilan dakwah umat Islam awal ialah kecintaan mereka kepada Rasulullah saw. Kebalikannya berarti, faktor utama kekalahan umat Islam ialah menipisnya kecintaan mereka kepada Rasulullah saw. Dan faktor ini (menipisnya kecintaan kepada Rasulullah saw) ini betul-betul mejadi perhatian dan kajian serius kaum Yahudi, yang sepanjang sejarah senantiasa membuat konspirasi terhadap umat Islam. Untuk itu, mereka berusaha mengikis kecintaan umat Islam kepada Rasulullah saw, yakni dengan cara menjauhkan umat Islam dari Rasulullah saw. melalui tangan-tangan pemeluknya sendiri dengan menyebarkan paham bahwa:

· Rasulullah saw hanyalah manusia biasa, yang tidak memiliki kelebihan apapun selain diberi wahyu.

· Rasulullah saw tidak mampu memberi syafaat.

· Tidak boleh menyanjung beliau berlebihan, baik dalam bentuk panggilan, puji-pujian, prosa, syair, dan sholawat yang ditambah-tambahi, karena hal ini mengkultuskan Rasul saw yang berarti syirik.

· Syirik hukumnya bertawassul kepada Rasulullah saw dan para pewarisnya (ulama).

· Ahlul bait bukanlah keluarga dan keturunan beliau, tetapi umatnya secara keseluruhan.

· Menghancurkan situs-situs bersejarah peninggalan Rasulullah saw, makam-makam para sahabat, aulia, dan mujahid-mujahid Islam dengan alasan berpotensi dijadikan sarana syirik. Atau dengan bahasa yang halus, demi perluasan masjidil haram dan masjid nabawi.

· Mencemarkan nasab Rasulullah saw dengan menyatakan kedua orangtua Rasulullah saw adalah penghuni neraka.

Fitnah terbesar umat Islam abad ini berasal dari kaum Wahabi. Dibalik kampanye Wahabi terselubung agenda Yahudi yang ingin menghancurkan agama Islam melalui tangan-tangan pemeluknya sendiri. Persis dengan fitnah yang dilancarkan Abdullah bin Saba pada masa Sayidina Usman dan Ali.

Fitnah berikutnya, mengkampanyekan bahwa Islam lahir di tanah Hijaz (Mekkah, Madinah, dan sekitarnya) serta hingga kini dua kota suci itu menjadi pusat agama Islam di dunia, dengan demikian Islam yang murni adalah Islam yang berada di wilayah di mana dua kota suci itu berada atau Arab Saudi.

Proses tersebarnya paham Wahabi dan kesuksesannya menguasai tanah Hijaz pada abad ke-18 tak lepas dari bantuan Inggris. Muhammad bin Abdil Wahhab dan Muhammad bin Saud (pendiri kerajaan Arab Saudi), yang saat itu menjadi penguasa Dar’iyyah, mendapat bantuan dana melimpah dan persenjataan lengkap dari Inggris (saat itu sebagian besar timur tengah, kecuali Hijaz, menjadi jajahan Inggris) guna menghadapi Syarif Husain, gubernur kesultanan Turki Usmani untuk wilayah Hijaz. Tentu, ini ada kaitannya sejarah berdirinya negara Israel di Palestina pada tahun 1948 yang penuh dengan muslihat dan konspirasi antara Inggris (Barat) dan Zionis.

Hijaz merupakan wilayah paling sulit dikuasai oleh Inggris. Beberapa kali pasukan Inggris berhasil dipukul mundur oleh bala tentara Syarif Husain. Akhirnya, Inggris memanfaatkan Ibnu Saud yang disokong penuh oleh Muhammad bin Abdul Wahhab untuk merebut wilayah Hijaz yang kaya dengan minyak. Dengan dalih memurnikan ajaran tauhid duet Ibnu Saud dan Ibnu Abdil Wahhab akhirnya berhasil menguasai Hijaz.

Motif dibalik penyebuan kaum Wahabi ke wilayah Hijaz sebenarnya bukanlah bertujuan memurnikan tauhid, tetapi karena kekayaan alam tanah Hijaz yang penuh dengan minyak bumi. Berbanding terbalik dengan daerah Dar’iyyah yang sama sekali tidak memiliki sumber minyak. Terbukti, sumur-sumur minyak bumi di seluruh Saudi, yang mengandung jutaan barel, sampai saat ini di eksplorasi oleh perusahaan-perusahaan minyak Amerika dan Inggris yang keuntungannya dibagi bersama dengan keluarga kerajaan Arab Saudi. Tentu saja pembagiannya lebih besar untuk perusahaan-perusahaan Amerika dan Inggris. Karena itu, jangan heran bila keluarga kerajaan Arab Saudi hingga kini selalu masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia.

Mengapa rakyat Saudi diam saja melihat perselingkuhan pemimpinan mereka dengan Amerika dan Inggris (baca: barat)? Jawabnya, karena mereka telah dimanjakan oleh keluarga kerajaan yang memberi mereka keluasan pekerjaan dan kelapangan dalam bidang ekonomi. Akan tetapi, sebenarnya bukan faktor itu saja yang membuat mereka bungkam, fatwa dari mufti-mufti dan ulama-ulama kerajaan Saudi yang mengharamkan dan menyatakan bughot mengkritik kebijakan kerajaan juga berperan besar. Ulama-ulama Wahhabi senantiasa mendukung kebijakan pemerintah Saudi berdasarkan pemahaman tekstual ayat “athi’ullah wa athi’urrosul, wa ulil amrin minkum”. Tentu kita masih ingat fatwa Syekh Abdul Aziz bin Baz, mufti kerajaan Arab Saudi, pada saat berkecamuk Perang Teluk I tahun 1992, yakni dia mengeluarkan fatwa yang membuat sakit umat Islam seluruh dunia. Apa fatwanya? “Wajib hukumnya mendatangkan pasukan Amerika ke tanah haram, untuk melindunginya dari serbuan aggresor Saddam Husein”.

Herannya, meskipun Wahabi menolak sikap taqlid kepada imam-imam mazhab, akan tetapi pada keanyataannya, para pengikut Wahhabi taqlid total kepada fatwa ulama-ulama mereka. Menurut saya, mereka memang tidak melestarikan taqlid, tetapi membudayakan fanatisme.. ha… ha… ha...

Hati-hati virus Wahabi menggerogoti Indonesia….!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar