Senin, 21 September 2009

Makna Rahmatan Lil 'Alamin

"Wa maa arsalnaaka illa rohmatan lil 'alamin",
tidaklah Kami (Allah) mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai (kasih sayang Aku) kepada seluruh alam.

Dalam ayat tersebut, terungkap, motif pengutusan Rasulullah saw ke dunia ini sebagai manifestasi kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Allah mengutus Muhammad ke dunia ini karena Dia amat sayang kepada makhluk-Nya. Rasulullah saw datang ke dunia ini membawa tuntunan Ilahi, supaya menjadi pedoman manusia dan jin untuk mencapai ridho-Nya di dunia dan akhirat, sesuai dengan tujuan penciptaan mereka. "Tidaklah aku menciptakan jin dan manusia, melainkan hanya untuk beribadah (menyembah) kepada-Ku", demikian firman Allah.
Artinya, segala macam tuntunan Allah, baik berhubungan dengan keyakinan kepada Allah (akidah), tekhnis penyembahan kepada Allah dan tekhnis berhubungan dengan sesama (syari'at), maupun tekhnis pengelolaan batin agar senantiasa tertuju kepada Allah (ihsan) , yang disampaikan Nabi Muhammad merupakan wujud kasih sayang Allah pada mereka. Hukum-hukum syari'at diturunkan, manfaatnya bukan untuk Allah, tetapi untuk manusia sendiri. Pasalnya Allah tidak butuh hamba-hamba-Nya, tetapi hamba-hambalah yang butuh kepada-Nya. Allah memerintahkan hamba melakukan sesuatu atau melarang melakukan sesuatu adalah karena Dia sayang kepada hamba-Nya. Persis (ini hanya pelogikaan, karena Allah tidak sama dengan makhluk-Nya) seperti perintah dan larangan orangtua kepada anaknya. Perintah dan larangan Allah, bila kita pahami sebagai perintah atau larangan, bukan kita pahami sebagai ekspresi kasih sayang Allah kepada kita, maka kita tidak ada bedanya dengan anak kecil yang memahami perintah dan larangan orangtua sebagai bentuk pengekangan dan pemenjaraan kebebasan dirinya. hal ini berarti cara berpikir kita masih kanak-anak, masih bodoh.
Allah tidak pernah memerintah kita atau melarang kita, karena Dia telah berfirman "kebenaran datangnya dari Tuhanmu, apabila mau silahkan kufur dan apabila mau silahkan iman". Allah tidak memerintah dan melarang kita, tetapi Allah sayang kepada kita sebagai hamba-hamba-Nya. Wujud kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah Dia tidak ingin hamba-hamba-Nya hancur/rusak/sesat, karena itulah Dia mengutus kekasih-Nya, Muhammad saw, kepada seluruh alam untuk menunjukkan mereka ke jalan yang benar. sebab jika diperhatikan dan diteliti secara mendalam dengan menggunakan pikiran jernih tanpa ada unsur hawa nafsu, setiap larangan pasti mengandung dampak negatif bagi manusia. Seperti larangan membuka aurat bagi wanita, misalnya, yakni agar mereka terhindar dari pandangan-pandangan liar dan pelecehan seksual yang ujung-ujung menggiring pada perzinahan dan perkosaan.
Dengan kita memahami perintah dan larangan Allah sebagai wujud kasih sayang-Nya kepada kita, maka kita dapat melaksanakan perintah atau menjauhi larangan Allah dengan perasaan cinta (mahabbah). Dari sinilah akan tibul keikhlasan dalam menyembah Allah. Logikanya, Allah menyayangi dan mencintai kita maka harus kita balas dengan cinta dan sayang pula. Rabi'ah al-'Adawiyah dalam salah satu munajatnya berkata "Ya Robb, bila aku beribadah kepada-Mu mengharapkan surga-Mu, lemparkan aku jauh-jauh dari surgamu. Dan jika aku beribadah kepada-Mu karena takut siksa-Mu, masukkan aku dalam-dalam ke neraka-Mu. Aku tidak mengharapkan apapun dari-Mu selain cinta-Mu". Inilah esensi cinta...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar